Smartphone besutan Apple,
iPhone, selalu menarik perhatian. Apa yang berkaitan dengan iPhone selalu
menyedot perhatian besar pencinta gadget di seluruh dunia, termasuk rumor dan
bocoran desain iPhone baru sebelum diluncurkan.
Bahkan jauh sebelum, bocoran iPhone sudah dipublikasikan melalui blog atau internet. Ini menunjukkan antusiasme yang tinggi di kalangan pencinta gadget.
Seakan ingin mengetahui dapur pembuatan iPhone terbaru ini, seorang wartawan China pun rela menyamar menjadi seorang pekerja di pabrik perakitan iPhone 5, Foxconn, di China.
Sang kuli tinta dari Shanghai Evening Post ini berusaha melihat proses pembuatan iPhone terbaru itu. Wartawan ini pun menghabiskan total 10 hari di dalam pabrik dan berbagi cerita selama masa penyamaran tersebut.
Menurut Shanghai Evening Post, pekerja Foxconn menghabiskan 7 hari pertama untuk sebuah orientasi pelatihan yang melelahkan. Tak hanya itu, asrama pabrik tersebut juga kotor dan bau, penuh interogasi, karyawan juga dipaksa untuk menandatangani surat bebas tuntutan, dan diwajibkan untuk mentaati segala perintah. Sang wartawan ini juga melihat bagaimana area keamanan tingkat tinggi di pintu masuk ruangan.
"Kami diberitahu bahwa jika ada orang masuk atau keluar pintu detektor logam dan menemukan membawa barang logam apa pun pada tubuh, seperti ikat pinggang, cincin telinga, kamera, handset, mp3 player, maka alarm akan berbunyi dan Anda akan dipecat di tempat. Salah satu pasangan kamar saya mengatakan kepada saya bahwa temannya telah dipecat karena ia membawa kabel pengisian USB," ucap seorang pekerja, seperti diceritakan kembali di laman Gizmodo.
Perakitan smartphone besutan Apple ini memang sangat serius. Bahkan, para pengawas dalam pabrik terus-menerus mengingatkan para pekerja bahwa mereka mendapatkan suatu kehormatan untuk membuat iPhone 5. Pengawas juga memotivasi pekerja dengan memamerkan bagian baru dan mengatakan, "Ini adalah pelepasan plat belakang iPhone 5 terbaru. Anda terhormat memiliki kesempatan untuk memproduksinya," kata pengawas.
Tapi pekerjaan ini sangat mengerikan. Tanggung jawab pekerja tersebut yakni untuk menandai pelat belakang iPhone 5 pada 4 titik posisi dengan pena cat berbasis minyak dan memasangkannya kembali.
Meski terdengar mudah, ini perlu kejelian, sebab plat belakang tersebut hanya lewat melalui pekerja setiap tiga detik. Jadi semuanya harus diselesaikan dengan cepat, dan ini dilakukan dari tengah malam hingga pukul 06:00 pagi secara nonstop.
Dengan estimasi tersebut, setidaknya seorang pekerja bisa menyelesaikan 3.000 pelat belakang iPhone 5 per shift.
"Total ada 4 lini produksi yang bertanggung jawab atas proses ini. Sebanyak 12 pekerja di setiap baris. Setiap baris dapat menghasilkan 36.000 plat belakang iPhone 5 dalam setengah hari, ini menakutkan. Aku akhirnya berhenti bekerja pukul 7 pagi. Kami diminta untuk berkumpul lagi setelah bekerja," ucap wartawan tersebut.
Ternyata ini tak berhenti sampai di situ. Supervisor berteriak keras di depan pekerja dengan mengatakan, "Siapa yang ingin beristirahat lebih awal pada pukul 5 pagi? Kita semua di sini untuk mendapatkan uang, mari kita bekerja lebih keras?!" teriak supervisor tersebut.
Namun, upah yang diterima dianggap tidak sebanding dengan keringat para pakerja. Untuk lembur dua jam hanya dibayar 27 yuan atau US$ 4 saja.
Itulah realitas di balik perakitan smartphone terbaru andalan Apple untuk melawan kompetitor. Tapi, dengan larisnya iPhone di pasar, tampaknya ini tidak mempengaruhi penjualan iPhone.
Bahkan jauh sebelum, bocoran iPhone sudah dipublikasikan melalui blog atau internet. Ini menunjukkan antusiasme yang tinggi di kalangan pencinta gadget.
Seakan ingin mengetahui dapur pembuatan iPhone terbaru ini, seorang wartawan China pun rela menyamar menjadi seorang pekerja di pabrik perakitan iPhone 5, Foxconn, di China.
Sang kuli tinta dari Shanghai Evening Post ini berusaha melihat proses pembuatan iPhone terbaru itu. Wartawan ini pun menghabiskan total 10 hari di dalam pabrik dan berbagi cerita selama masa penyamaran tersebut.
Menurut Shanghai Evening Post, pekerja Foxconn menghabiskan 7 hari pertama untuk sebuah orientasi pelatihan yang melelahkan. Tak hanya itu, asrama pabrik tersebut juga kotor dan bau, penuh interogasi, karyawan juga dipaksa untuk menandatangani surat bebas tuntutan, dan diwajibkan untuk mentaati segala perintah. Sang wartawan ini juga melihat bagaimana area keamanan tingkat tinggi di pintu masuk ruangan.
"Kami diberitahu bahwa jika ada orang masuk atau keluar pintu detektor logam dan menemukan membawa barang logam apa pun pada tubuh, seperti ikat pinggang, cincin telinga, kamera, handset, mp3 player, maka alarm akan berbunyi dan Anda akan dipecat di tempat. Salah satu pasangan kamar saya mengatakan kepada saya bahwa temannya telah dipecat karena ia membawa kabel pengisian USB," ucap seorang pekerja, seperti diceritakan kembali di laman Gizmodo.
Perakitan smartphone besutan Apple ini memang sangat serius. Bahkan, para pengawas dalam pabrik terus-menerus mengingatkan para pekerja bahwa mereka mendapatkan suatu kehormatan untuk membuat iPhone 5. Pengawas juga memotivasi pekerja dengan memamerkan bagian baru dan mengatakan, "Ini adalah pelepasan plat belakang iPhone 5 terbaru. Anda terhormat memiliki kesempatan untuk memproduksinya," kata pengawas.
Tapi pekerjaan ini sangat mengerikan. Tanggung jawab pekerja tersebut yakni untuk menandai pelat belakang iPhone 5 pada 4 titik posisi dengan pena cat berbasis minyak dan memasangkannya kembali.
Meski terdengar mudah, ini perlu kejelian, sebab plat belakang tersebut hanya lewat melalui pekerja setiap tiga detik. Jadi semuanya harus diselesaikan dengan cepat, dan ini dilakukan dari tengah malam hingga pukul 06:00 pagi secara nonstop.
Dengan estimasi tersebut, setidaknya seorang pekerja bisa menyelesaikan 3.000 pelat belakang iPhone 5 per shift.
"Total ada 4 lini produksi yang bertanggung jawab atas proses ini. Sebanyak 12 pekerja di setiap baris. Setiap baris dapat menghasilkan 36.000 plat belakang iPhone 5 dalam setengah hari, ini menakutkan. Aku akhirnya berhenti bekerja pukul 7 pagi. Kami diminta untuk berkumpul lagi setelah bekerja," ucap wartawan tersebut.
Ternyata ini tak berhenti sampai di situ. Supervisor berteriak keras di depan pekerja dengan mengatakan, "Siapa yang ingin beristirahat lebih awal pada pukul 5 pagi? Kita semua di sini untuk mendapatkan uang, mari kita bekerja lebih keras?!" teriak supervisor tersebut.
Namun, upah yang diterima dianggap tidak sebanding dengan keringat para pakerja. Untuk lembur dua jam hanya dibayar 27 yuan atau US$ 4 saja.
Itulah realitas di balik perakitan smartphone terbaru andalan Apple untuk melawan kompetitor. Tapi, dengan larisnya iPhone di pasar, tampaknya ini tidak mempengaruhi penjualan iPhone.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar